OPTIMALISASI KEIKUTSERTAAN PASANGAN SUAMI ISTRI SEBAGAI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA
Abstrak
Di Indonesia saat ini menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana, program ini bersifat persuasive dan dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia. Data Riset Kesehatan Nasional 2018 menunjukan bahwa wanita usia subur yang bersia 15-49 tahun sebagian besar 59,3% menggunakan metode kontrasepsi modern sedangkan sekitar 0,4% wanita menggunakan metode kontrasepsi tradisional dan sekitar 24,7% pernah menggunakan Metode kontrasepsi tetapi karena alasan tertentu maka tidak menggunakan lagi serta terdapat 15,5% tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. Berdasarkan pengkajian bahwa sebagian besar pasangan usia subur di Desa Rai memiliki anak lebih dari empat orang dengan jarak persalinan yaitu kurang dari dua tahun sebanyak 70% dan pada umumnya tidak menggunakan alat kontrasepsi. Oleh karena itu, dilakukan upaya optimalisasi fungsi keluarga dalam keikutsertaan suami atau istri sebagai akseptor keluarga berencana dengan melakukan pendekatan dari prespektif gizi keluarga budaya masyarakat agama serta kesehatan ibu dan keluarga. Kagiatan ini telah dilakukan di desa Rai pada tanggal 18-20 November 2021 yang dikuti oleh 37 pasangan usia subur. Kegiatan ini mendapatkan hasil yang positif karena terjadi perubahan pemahaman peserta dari berbagai prespektif tentang keluarga berencana. Namun, masih terdapat peserta yang belum mengalami perubahan pemahaman sehingga perlu ditindaklanjuti oleh kader dan bidan desa.