TINDAKAN STRATEGIK MUHAMMADIYAH ATAS PARADOKSAL KEBIJAKAN NIP-PONISASI DI HINDIA BELANDA
Abstrak
Tulisan ini membahas bagaimana peranan Muhammadiyah atas kependudukan Jepang, dengan fokus terhadap kebijakan Nipponisasi melalui kewajiban ritual seikerei menyembah matahari atas masyarakat Hindia Belanda yang mayoritas Islam. Penelitian ini membahas bagaimana kependudukan Jepang memanfaatkan mitos ramalan Joyoboyo untuk Nipponisasi Hindia Belanda dengan dalih sebagai saudara tua dari Jepang. Jepang datang menggantikan konsepsi politik Divide et impera dengan strategi integratif melalui mobilisasi islam sebagai mayoritas di Hindia. Kebijakan luar negeri Jepang dengan menseragamkan kebudayaan di Hindia Belanda melalui Nipponisasi pada segala aspek kehidupan masyarakat , salah satunya adalah kewajiban seikerei menyembah matahari yang beririsan yang pada hilirnya berimpitan dengan keyakinan aqidah islam. Penelitian ini menunjukkan bahwa Nipponisasi kebudayaan Jepang secara masif dilakukan Jepang untuk mempengaruhi dan memberi dampak secara budaya pada kehidupan masyarakat Hindia atas opini untuk popularitas orang Jepang sebagai saudara tua Hindia untuk memerdekakan Hindia dari colonial Belanda sebagaimana ramalan Joyoboyo. Terlebih pada masyarakat Hindia yang sangat kental dengan mitos ramalan Joyoboyo bahwa kelak akan datang orang orang katai , bermata sipit, dan berkulit kuning seperti jagung datang ke nusantara. Pada permasalahan ini kami mengidentifikasi dan mengeksplorasi pertanyaan mengenai bagaimana peranan Muhammadiyah mempengaruhi Jepang atas kebijakan Nipponisasinya yang paradoksal antara kewajiban Seikerei dengan keyakinan aqidah tauhid islam di Hindia. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis kebijakan luar negeri Jepang dengan Nipponisasi Hindia Belanda. Melalui studi kepustakaan dapat digambarkan dan dianalisis kebijakan luar negeri Jepang terkait dengan Nipponisasi Hindia Belanda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka (library research) yang sumbernya berasal dari jurnal, buku, website resmi pemerintah, dan data sekunder lainnya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kolonialisasi selalu diwarnai paradoksal kebijakan atas masyarakat lokal dan wilayah yang diduduki, dan selalu ada dua fenomena yang berlawanan dalam perubahan dan kontinuitas yang berjalan beriringan. Bagaimana Muhammadiyah berperan menjaga aqidah ketauhidan islam atas kolonialisasi di Hindia melalui Analisa kebijakan teori Patton dan Savicky.